BANGUNAN TINGGI

Mereka yang mendirikan bangunan yang kecil melakukannya karena mereka tidak mampu membuat yang lebih besar. Dan yang mereka mampu membangun bangunan besar berpotensi memanipulasi masyarakat kita.

(Rob Krier dalam Komposisi Arsitektur)

Ciri khas dari sebuah kota besar adalah bangunan tinggi, semisal, gedung perkantoran, hotel bintang lima, apartemen, bahkan pusat perbelanjaan berlantai banyak. Keterbatasan lahan, nilai ekonomi, atau intelektual manusia yang semakin meningkat, mendorong untuk membangun ke atas. Namun, entah karena saya termasuk orang udik, rasanya suka mual kalo berada di sekitar gedung-gedung pencakar langit, apalagi berada diatasnya, yang muncul malah parno…hueh..nasib..jangan-jangan saya kurang intelek untuk yang satu ini..

Bangunan tinggi kerap jadi pemicu masalah perkotaan…belum lagi memanipulasi masyarakat seperti kata Om Rob, yang tulisannya saya kutip di awal. Beberapa tahun lalu, di sebuah berita  televisi saya melihat sekelompok ibu-ibu berdemo di depan sebuah lahan yang awalnya menjadi tempat berdiri rumah-rumah mereka yang mungil dan menggemaskan.….sederhana. Entah dari mana asalnya, tiba-tiba saja terjadi kebakaran di kompleks mereka yang membakar ludes rumah-rumah mereka. Dan selang beberapa lama, muncul lah para “pahlawan kesiangan” , “polisi india” (yang suka muncul di akhir film)..menawarkan bantuan dan ganti rugi yang ternyata cuma janji gombal saja… dan tanah pun melayang begitu saja,..dzolim ya???siapa yang saya maksud..tebak sendiri saja…saya tak cukup intelek untuk mengungkapkan dari lubuk hati saya yang terdalam.hiehiehie..

Saya tidak terlalu berlebihan membenci bangunan tinggi, sampai akan membakarnya jika bertemu, tidak…tidak…..hhehehe…cuma sekedar menulis sedikit dampak buruk maraknya berdiri bangunan ini di perkotaan, khususnya di kota kami bermukim sementara..Jakarta…ini dia….jeng..jeng…

1. Maraknya bangunan tinggi, mengurangi lahan bermain anak-anak, disiasati dengan membangun arena bermain indoor?… tetap saja tak mampu menggantikan yang alamiah seperti taman, hembusan angin, kupu-kupu yang terbang, seandainya kita punya taman atau lapangan yang tidak berbayar minimal seperti taman di bikini bottom, tempat  spongebob berlari mengejar ubur-ubur.^^

2. Bangunan tinggi untuk pemukiman, membuat krisis sosial…alasannya biar privasi terjaga, bebas dari kebisingan…lalu dimana tetangga sebagai keluarga terdekat kita seperti yang disabdakan Rasulullah, jikalau kita hidup dalam kamar-kamar besar nan mewah yang tertutup, yang semakin menjauhi bumi.

3. Bangunan tinggi berselimut kaca, membuat bumi semakin panas….demi sebuah bangunan tinggi mewah nan megah, satu pohon yang menjadi pertukaran sirkulasi udara kita dikorbankan…dan lansekap natural pun tersingkirkan. Menurut  Silvia Vivi dari Koalisi Pulihkan Jakarta yang saya kutip  di sini .”Satu pohon bisa menghasilkan 1,2 kilogram oksigen per hari yang bisa menyediakan oksigen bagi dua orang. Satu pohon ditebang, dua warga kehilangan sumber oksigen. Sebanyak 0,1 hektar pohon mencukupi oksigen untuk 18 orang. Bayangkan berapa orang bakal tercekik karena kurang suplai oksigennya.”

4.Bangunan tinggi di mana-mana, mengurangi daerah resapan air, gara-gara memenuhi fasilitas bangunan tinggi semisal, lahan parkir, basement, dsb….ketika turun hujan, air tergenang, bingung akan mengalir ke mana dan meresap di mana..akhirnya ketika musim hujan tiba, banjir tak terkendali.

Cukup empat poin saja, ada yang mau menambahkan? silahkan^^ Berhubung saya bukan berprofesi sebagai arsitek meski lulusan Arsitektur….tapi saya mendukung para arsitek beraliran humanis, idealis….yang  tidak ikut arus karena alasan teknis dan ekonomis….salam^^

@cheitumminyafardais

Makassar, 15 September 2011