KETIKA IDE KREATIFNYA MUNCUL

Kejadiannya beberapa bulan yang lalu, seperti biasa sepulang sekolah TK, Faris anak saya makan siang, saya menemaninya sambil mengecek inbox pesan saya di ponsel.  Nasi di piringnya sudah hampir habis, maka saya ambilkan segelas air untuk nya minum.,,setelah melanjutkan aktivitas menghapus sebagian pesan yang menuh-menuhin inbox…Selang beberapa menit, ternyata setelah meminum airnya,ia malah menenggelamkan jari-jarinya dan mengarahkan telunjuknya ke dinding…saya langsung menegurnya…..”Faris!ihhh….,jorok…!!Gak boleh digituin….kotor!Kalau masuk kuman terus diminum Faris gimana?bisa sakit perut…” Wuihhh!! Kekhawatiran yang berlebihan dari seorang ummi, sampai ngomel-ngomel gak karuan. Segera saya ambil air minum dan piring kotornya dan membawanya ke tempat cuci. Lalu, apa reaksi, Faris?? Ia, setengah berteriak, “Ahhhh!!!Aku gak suka diatur-atur sama orang dewasa!”….hemh, saya terdiam….saya sedikit tersadar bahwa reaksinya karena imbas sikap saya juga yang terlalu berlebihan. Sangat berlebihan…Saya merasa saya sangat salah…akhirnya saya membuka sebuah buku karangan seorang  praktisi parenting, Ayah Edy, berjudul I Love You, Ayah Bunda..saya menemukan sebuah sub judul “Kekuatan Kalimat Positif” sambil berharap semoga dengan mengutipkan sedikit isinya bisa menyentil saya sekaligus memberi informasi kita semua bahwa kalimat positif itu penting untuk perkembangan ke masa depan mereka…Ok…ini dia….

Di awal tulisan Ayah Edy, beliau bercerita tentang seorang aktris kawakan Jodi Foster ketika menerima piala Oscar sebagai artis terbaik, yang menarik adalah ucapan terimakasih seorang Jodi Foster pada urutan pertama adalah kepada sang ibu, begini bunyinya, “Saya ingin mengucapkan terimakasih saya yang tak terhingga pada ibu saya, yang sewaktu saya kecil selalu mengatakan bahwa semua lukisan tangan saya setara dengan karya Picasso, dan pada saat saya sedang dalam keadaan sulit  dia akan selalu bilang, Jodi, kamu akan bisa mengatasinya, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Dan kata-kata inilah yang selalu terngiang di benak saya, hingga pada akhirnya saya yakin dan mampu untuk menjadi seorang seniman sehebat Picasso.”…..Subhanallah, rupanya kalimat positif dari sang ibu lah yang membuat Jodi mampu menjadi aktris hebat…tak bisa dibayangkan jikalau sang ibu mengeluarkan kata-kata negatif yang mungkin akan lebih membekas di benaknya hingga ia dewasa…mungkin Jodi takkan jadi aktris tenar dan mendapat piala Oscar.

Cerita Ayah Edy di atas sebagai pembanding sikap saya pada anak saya, sekaligus pelajaran buat sadari sebuah kesalahan…Eits, mau tau kelanjutan masalah saya dengan Faris?yuk….sehabis membaca buku Ayah Edy, saya pun langsung ambil air wudhu lantas sholat dhuhur…sambil merenung, Allah masih memberi saya kesempatan untuk memperbaiki sebuah kesalahan saya….sehabis sholat, saya panggil deh putra sulung saya yang cakep itu, rupanya ia asyik main orang-orangan..”Kakak….sini,nak…ummi mau minta maaf, tadi marahin waktu kakak nyelupin jari ke gelas…Kakak mau maafin, Ummi kan?” Faris mengangguk…”Emangnya tadi, Faris mau ngapain sih, sampai nyelupin jari gitu?” Kemudian ia menjawab dengan jawab yang menohok perasaan  saya….

“Ummi…,tadi itu aku mau menggambar di dinding dengan air, soalnya kalau aku pake crayon nanti dindingnya kotor lagi, abi sama ummi kan sudah capek-capek ngecatnya…” Cepat-cepat kupeluk ia ,erat-erat….sambil ber-istigfar dalam hati banyak-banyak….sayapun tak pernah terpikir menggambar di dinding dengan air, sperti yang ia pikirkan, bahkan ternyata ia juga  masih sempat memikirkan kami orangtuanya…..Air mata penyesalan saya hampir tumpah, tapi, saya tahan sekuat tenaga….huhuhuhuhuhu…jadi sedih nii kalo ngingat bagian inii….

“OK,  Kakak sayang.. ummi minta maaf banget, ternyata kakak punya ide yang hebat banget  tadi…ummi gak tau…sekarang kakak boleh ngambil air lagi di gelas terus kakak boleh menggambar di dinding, sekarang…” Posisi saya sejajar dengan tinggi anak saya, sambil memegang dua pundaknya.

“Benar Ummi??” Matanya berbinar-binar, lalu langsung lari ke dapur mengambil gelas berisi air tanpa menunggu saya meng”iya”kan….dan inilah hasil karya Kakak Faris…diikuti Dais adeknya…jeng…jeng….

Nah, ibu-ibu,kesimpulannya adalah pertama,  jangan malu atau enggan belajar dari kesalahan, karena terkadang kita tidak tahu sebuah kebenaran jika tak berbuat kesalahan sebelumnya. Kedua, hindari kata-kata negatif yang kelak bisa melekat dalam memori anak kita yang mungkin saja akan membuatnya melabeli dirinya dengan kata negatif yang kita keluarkan. Ketiga, jangan buru-buru menjudge prilaku anak kita, karena siapa sangka ternyata sebuah penemuan baru akan muncul dari prilaku yang menurut kita buruk. Keempat, seperti twit @motivakids yang saya temukan kemarin di twitter, berikan 3 kali pujian setelah tidak sengaja memarahi, meledek, atau menghukum anak….Kelima, banyak-banyak beristigfar…..terutama untuk saya pribadi..Salam.

@cheitumminyafardais

Ketika mereka tertidur pulas:)

Jakarta, 5 Oktober 2011