SUATU HARI,  ANTARA ISTRI FIKSI DAN REALITA

SplitShire-2980.JPG

Ceritanya suatu hari,  gak sengaja (kok bisa ya gak sengaja 🤔) saya nonton sebuah film pendek berseri.  Genrenya drama sih,  tapi cukup bikin baper saya as a wife. Judulnya gak usah kali yaa,  biar penasaran (gak niat banget nyeritainnya😃) .  

Filmnya berkisah tentang seorang istri yang datang dari masa depan ke masa lalu  untuk menemui suaminya yang masih bujang.   Memang sih,  film ini disponsori produk gula untuk penderita diabetes hehehehe jadi memang ada maksud terselubung.(jangan ilfil dong😅) Tapi,  hempaskan eh lupakan saja, mari kita fokus dengan jalan ceritanya yang sukses buat saya baper 😟 Dan salut dengan brand “itu” berhasil membuat film drama pendek berseri yang lumayan keren jalan ceritanya, efeknya setara lah dengan film drama korea.

Jadi, begini ceritanya, seorang istri bernama Sore bertemu Jo  di masa lalu yang tak lain adalah suaminya.  Sore rela balik ke masa lalu karena ia tidak ingin di masa depan,  Jo sakit lalu meninggalkan ia dan putra semata wayang mereka untuk selama-lamanya.  Lalu,  setibanya di masa lalu, Sore mengatur hidup Jo mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi.  Jo masih bingung karena tiba-tiba ada perempuan yang tidak ia kenal ngaku-ngaku sebagai istrinya dari masa depan, meskipun akhirnya ia menerima dengan terpaksa kehadiran Sore.  Konflik yang kemudian menjadi batas antara masa lalu dan masa depan dimulai pas Jo marah karena Sore menghapus file-file kerjaan Jo sebab Ia tidak mengikuti kemauan Sore untuk beristirahat saja malam itu.  Cut!  Saya berhenti sampai situ dulu,  hehehe.. 

Hemh,  tiba-tiba saya teringat saat timeline medsos saya berseliweran share status curhatan seorang istri yang ditinggal meninggal suaminya.  Isinya,  intinya berisi penyesalannya (sekaligus ketegaran) karena selama hidup ia mengabaikan pola hidup suaminya yang buruk; merokok dan begadang.  Hiks,  saya ikut terbawa perasaan karena suaminya meninggalkan ia bersama satu putranya yang masih bayi. Sedihnya..   sang istri realita tidak bisa berbuat apa-apa seperti istri fiksi yang ada di film.  Ia tidak bisa “memperkosa”  takdir (et dah istilah itu 😂) dengan time traveling ke masa lalu untuk menyelamatkan suaminya dari kematian. Namanya juga fiksi versus realita.  Tidak seimbang sih untuk “diadu”😅 

Baeklah, kalau bicara tentang takdir,  Islam memasukkannya dalam bab Iman. Meskipun begitu,  kita harus berimbang dalam mengimani,  tidak boleh menyepelekan dan tidak boleh berlebihan menyikapi.. karena Allah sudah menetapkan semua takdir. Allah mengetahui takdir yang akan terjadi pada waktunya. Bagaimana bentuk takdir , bagaimana terjadinya semuanya bagian dari takdir itu sendiri. Tapi, tenang saja Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan bagaimana menyikapi hidup tanpa harus terganggu memikirkan takdir yang masih misteri itu, lewat sabdanya … 

احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَىْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنِّى فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا. وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ

“Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka janganlah engkau katakan: ‘Seandainya aku lakukan demikian dan demikian.’ Akan tetapi hendaklah kau katakan: ‘Ini sudah jadi takdir Allah. Setiap apa yang telah Dia kehendaki pasti terjadi.’ Karena perkataan law (seandainya) dapat membuka pintu syaithon.”(HR. Muslim) 

Yess semangat,  yak!! Seperti sabda Rasululloh tadi,  bersemangatlah  atas hal-hal yang bermanfaat bagimu.  Makanya saya suka gak setuju kalau ada yang berpendapat istri itu harus pintar-pintar menghasilkan uang supaya masa depannya aman jika tiba-tiba takdir memisahkannya dengan suaminya.  Bukan.  Seharusnya bukan itu. Seorang istri yang mampu berpenghasilan sendiri itu lebih kepada supaya ia lebih produktif saja, kok.  Jangan dijadikan beban apalagi untuk suatu alasan yang tanpa sadar muaranya malah menggiring doa ke sebuah takdir buruk. 

Hemmmmmmh,  alaa kulli hal.. Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari dua cerita di atas.. Meski satunya fiksi yang imposible terjadi dan satunya realita namun berakhir tragis. Girls, (halah girls.. Woman kali.. Eh we’re not a girl not yet a woman yang artinya gak mau dibilang tua😜) Mumpung masih dikasih Allah kesempatan membersamai suami, yuk saling menjaga,  saling melindungi,  saling mengingatkan.. peruntukannya bukan untuk kebahagiaan  dunia saja,  tapi juga supaya bahagia di kehidupan selanjutnya. Kalau soal takdir dan kematian itu sudah keniscayaan.  Bagaimana menjaga keluarga agar tidak menjadi bahan bakar api neraka itu keharusan dan tanggung jawab setiap suami dan istri.   Berat kan perjuangannya? Begitulah,  konon menikah itu pernikahan dua orang yang tak sempurna yang menolak saling menyerah menghadapi satu sama lain. Eaaaa!

Okey,  daripada gak kelar-kelar ni tulisan. Baiknya kita kelarin aja.  Ohya,  yang masih penasaran dengan short filmnya ini saya kasih linknya 😀 di sini Selamat baper! 

@cheummufardain

Kendari, 07092017
Sumber tulisan: https://muslim.or.id/2156-memahami-takdir-dengan-benar.html

 

12 KEBIASAAN HARIAN YANG TIDAK AKAN MENJADIKANMU “RAISO” DAN “AMIS”

giulia-bertelli-142613.jpg

 

Raiso bukan siapa-siapa. Tak banyak yang bisa dilakukan Raiso sebagai wanita,  apa-apa tak bisa,  ini tak bisa,  itu tak bisa.  Ia hanya bisa berkata “tidak bisa”!  Wajahnya bukan tipe yang banyak dilirik pria,  meski begitu ia wanita yang teguh memegang prinsip agama.  Sedangkan Amis?  Amis adalah pria biasa saja.  Bukan publik figur,  bukan orang kaya,  tidak punya tampang ganteng, dan seorang pribumi . Meski begitu ia seorang pekerja keras tapi gak kreatif.

Hahahahaha!  Tokoh Raiso dan Amis adalah tokoh fiktif rekaan saya saja di tengah-tengah euforia pernikahan artis penyanyi bersuara merdu dengan penampilan sempurna yang konon digilai 90 persen laki-laki Indonesia (awas saja kalau suami saya masuk diantaranya,  saya tenggelamkan😃).  Pasangannya apalagi,  bule blasteran yang banyak dipuji wanita dan disyiriki pria karena merebut Raisa dari khayalan mereka (ujung-ujungnya tetap kesitu).  😃

Jadi,  begini… Sebenarnya saya ingin menuliskan tentang 12 kebiasaan harian berdasarkan buku Model Manusia Muslim karya Anis Matta, yang bisa membantu kita lebih produktif khususnya kita sebagai ibu-ibu. Memang tidak ada hubungannya dengan Raiso dan Amis seperti yang saya ceritakan di awal, tapi setidaknya kebiasaan-kebiasaan berikut bikin bunda sekalian tidak akan menjadi seperti Raiso atau Amis 😀

  1. Luangkan waktu lebih banyak untuk membaca, dan 15 menit untuk memikirkan dan mengendapkan bacaan tersebut. Jadi, setelah membaca, bunda bisa mencoba menuliskan intisari dari apa yang bunda baca, bisa lewat status di medsos, di blog, asal jangan di dinding-dinding fasilitas umum kek di halte terminal apalagi menulis sambil melukai kulit pohon.
  2. Luangkan waktu selama 20 menit dalam sehari untuk menyendiri dan merenung. Bukan menghayal yaa..apalagi menghayalkan Raisa atau Hamish Daud –.–” Sudahlah, mereka juga manusia biasa, kok..gak usah takjub gitu.  Perenungan ini lebih kepada muhasabah diri alias evaluasi diri. Apakah kita sudah semenarik Raisa dihadapan suami  atau belum, buat suami tidak perlu mengagumi Raisa karena kehadiran istrinya sendiri…ini apa sih 😀
  3. Pertahankan stamina spiritual dengan merutinkan ibadah mahdah, seperti sholat, tilawah, puasa, sedekah, dan sebagainya, jangan lupa perhatikan syarat-syarat sah dan rukunnya. Soalnya kalau diada-adakan jatuhnya bid’ah, kalau bid’ah jadinya tertolak di sisi Allah.
  4. Jaga kondisi fisik dengan makan teratur dan bergizi, istirahat yang cukup, dan olahraga ringan tapi teratur. (Duuuh, poin paling sulit, tapi semangat ya, bu ibu..!)
  5. Tingkatkan apresiasi melalui seni dan alam. Jangan anggap remeh efek dari membaca sebuah karya sastra seperti puisi, atau menikmati instrumen saxofon atau sekedar duduk-duduk di pinggir pantai. Hehehe, biasanya ide suka muncul saat diri sedang relax, asal bukan ide buruk aja, nyolong misalnya -.-. Astagfirulloh!
  6. Buat rencana perjalanan wisata, atau istilah kerennya traveling.  Konon dunia ini adalah buku, dan mereka yang tidak traveling hanya membaca satu halaman saja.
  7. Perluas pergaulan. Kalau pergaulan kita luas, biasanya wawasan juga jadi lebih luas, asal jangan sampai bablas, nanti bisa terhempas –.– #syahrinimodeon
  8. Kontrol pikiran-pikiran yang menuh-menuhin kepala, seperti kecemasan yang berlebihan, pikiran negatif, istilah kerennya overthinking.  Konon overthinking bisa membunuh kebahagiaan #tsaah
  9. Biasakan mencatat gagasan secara teratur.  Mulai sekarang siapkan notes kecil untuk mencatat ide-ide yang melintas di pikiranmu, mekipun bunda belum tahu kapan akan mengerjakannya.
  10. Biasakan lebih banyak diam untuk tidur mendengarkan daripada berbicara. (hayoo, poin ini buat ibu-ibu pasti juga susah :D)
  11. Kontrol emosi agar tetap kalem, meski disanjung atau dikritik.
  12. Lakukan latihan pernafasan secara teratur.  Naaah, ini penting buat ibu-ibu, apalagi kalau tar lagi mau lahiran, atau saat menghadapi anak yang susah diatur 😀

Nah, itu dia 12 kebiasaan harian yang akan membuat hidup lebih produktif, insyaa Allah akan saya aplikasikan  satu-satu di dalam keseharian saya sebagai ibu-ibu:D Daripada mikirin kesempurnaan cinta Raisa mending mikirin bagaimana bisa jadi lebih produktif. Betul kan?

@cheummufardain

Kendari, 4 Agustus 2017