JANGAN PILIH HOMESCHOOL JIKA…. 

sumber gambar

Homeschool memang sebuah pilihan yang tidak main-main bagi sebuah keluarga. Banyak pula yang berpikir bahwa memilih homeschool sama saja mempertaruhkan masa depan anak. Benarkah? Sebentar,  sambil nulis sambil saya mikir,  apa benar begitu? 😃

Sebagai ibu-ibu yang anaknya homeschool,  saya tidak pernah mau menyarankan orang lain untuk homeschool saja ketika mereka mengeluh tentang sekolah anaknya ke saya.   Saya hanya memberikan informasi seputar homeschool saja,  itupun yang saya pahami dan jika diminta,  😃 karena dalam proses homeschool kami,  ada sebagian yang saya pahami,  sebagian lagi saya jalani saja,  sambil mencoba memahami prosesnya dan diri saya sendiri. Tidak paham?  Sama 😃😄

Bagaimana kalau ada yang mau memilih homeschool untuk putra putri mereka? Mungkin pastikan hal berikut tidak menjadi sandungan… Jadi,   jangan pilih homeschool jika….

1. Kita tidak menghadirkan Allah dalam prosesnya.

Kebayang ya,  rutinitas bersama anak pagi,  siang, malam lalu tidak ada asupan ruhiyah yang baik.  Ibadah berantakan. Tilawah jarang. Gak berasa ada yang kurang?  Sumber energi terbesar sebagai homeschool mom mestinya dari situ.

2. Tidak ada dukungan dari pasangan (suami/istri).

Yang  “jungkir balik” dalam proses homeschool anak-anak itu,  orangtua homeschoolers.  Makanya satu sama lain harus saling mendukung dan menguatkan.  Jadi,  sebelum memutuskan HS satukan dulu “suara” dengan suami.  Kalau sudah satu, menjalani HS jadi lebih aman ke depannya.

3. Menganggap homeschool mom itu harus sempurna dalam segala hal.

Menjadi homeschool mom tidak perlu sempurna.  Alasannya klise,  karena manusia itu tidak ada yang sempurna.  Ia boleh melakukan kesalahan dalam proses homeschool bersama anak-anak,  boleh marah,  boleh error dalam pengasuhan asal jangan menjadikannya sebuah kebiasaan yang menetap.  Artinya sepanjang sang ibu bertekad untuk jadi lebih baik dan  berusaha lebih baik,  yah mengapa tidak?  Bagi kami menjadi lebih baik itu proses sepanjang hayat,  gak boleh berhenti di perasaan “sudah baik.”

4.  Tidak mau mengorbankan  waktu dalam proses homeschooling.

Mengapa harus memakai kata “mengorbankan” bukan “meluangkan” aja sih? Selain biar kedengeran dramatis, As a homeschooler mom, terkadang kita harus mengorbankan waktu paling berharga milik kita, hehehe.  Terkadang kita harus mengorbankan mulai dari waktu tidur siang, waktu mandi 😀 , waktu beberes rumah,  dan sebagainya. Apalagi untuk homeschooler toddler sampai preschool,  mainnya biasanya gak jauh-jauh dari sisi emak-nya, dan terkadang kita juga harus berubah menjadi toddler atau preschool demi totalitas, seperti ikutan main lumpur, ikutan ngejar-ngejar kupu-kupu, dan sebagainya 😀  Belum lagi, homeschooler’s mom harus mau meng-upgrade diri dan belajar bersama anak. Gak perlu sampai pro! 😀 Kebayang anak mau belajar skater trus emaknya ikut-ikutan main skateran 😀 setidaknya mau mengumpulkan informasi apapun buat memenuhi keingin tahuan anak, dan ini kadang mengorbankan waktu juga 😀 Nah, kalau anak sudah mulai besar, mandiri dan bisa ngapa-ngapain sendiri..tinggal metik pengorbanan selama ini 🙂 paling tugas selanjutnya lebih kepada mencarikan guru atau tempat berkegiatan yang tepat dan sesuai dengan minat anak.

5.  Baperan.

Kita harus mempersiapkan mental untuk menghadapi omongan negatif  tentang homeschooling dan pelakunya. Meskipun kadang kita sudah susah payah menjelaskan, tetap saja ada yang tidak mau mengerti. Bukan hanya kita sebagai orangtua, anak juga harus kita siapkan agar mampu bertahan dengan cap “aneh” di luar sana yang topiknya sih sebenarnya itu-itu saja, seperti sosialisasi anak, gurunya siapa, ijazahnya bagaimana dan sebagainya.  Stay calm saja sih, tidak perlu merespon kalau memang respon kita tidak terlalu dibutuhkan, apalagi untuk dimasukkan ke dalam hati 🙂

6. Anaknya lebih suka bersekolah

Gak harus homeschooling. Sekolah juga banyak kok yang bagus. Meski memang tidak ramah bagi kantong, karena yang mahal biasanya berbanding lurus dengan kualitas, fasilitas dan sebagainya. Asal kita juga bisa “bersahabat” dengan guru-guru anak kita, kita bisa mengkomunikasikan dengan baik maunya kita sebagai orangtua kepada pihak sekolah dan pihak sekolahpun mau menerima dengan senang hati, sekolah saja. Jangan memaksakan anak untuk homeschool.

Saya cukupkan sampai enam poin saja yah, semoga bisa membantu. Jadi, jangan pilih homeschool jika tak sanggup setia atau silahkan pertimbangkan matang-matang keinginan ber-homeschool. Apapun pilihannya, sekolah atau homeschool, Insyaa Allah akan menjadi keputusan terbaik untuk putra-putri kita 🙂 yang penting gak saling hujat, yaa bu ibu 🙂

@cheummufardain

Kendari, 30.08.2017

 

 

TIPS MUDAH BER-HOMESCHOOL 

images.pngBuat ibu-ibu rempong seperti saya, menjalani homeschool bersama empat orang anak itu cukup menguras energi. Apalagi di awal memulai homeschool. Energi banyak terbuang untuk hal-hal yang sebenarnya gak penting. Akibatnya, tangki energi cepet kosong, padahal urusan sama anak belum kelar 😀 Akibatnya lagi, mengomel-lah saya ke sana ke mari bagai bunga kembang tak jadi 😀

Setelah memakai produk melakukan perenungan panjang yang tak berkesudahan, saya sadar bahwa sepertinya ada yang harus diperbaiki dengan jalan hidup saya (haelah, opo toh!)  Maksud saya,  semestinya saya mesti mencari cara bagaimana agar proses homeschool ini berasa mudah bagi saya,(tapi,  belum tcentcu buat mereka :D)

Agar tetap waras dalam mendampingi proses homeschool mereka, saya ingin berbagi tips, gak diikutin juga gak apa sih..karena saya percaya setiap kita bisa mengatasi permasalahan dalam hidup kita dengan cara kita sendiri (eits, berasa motivator deh, sayah :D) Daripada nulis prolog gak jelas dan gak kelar-kelar, mending langsung cap cus yah 😀  Jadi, ada beberapa tips untuk memudahkan proses homeschool anak-anak bersama kita  sehari-hari;

1. Selalu luruskan niat. Saya selalu percaya bahwa kita akan mendapatkan sesuai dengan apa yang kita niatkan. Niat itu harus selaras dengan amal, amal itu harus dibarengi dengan keikhlasan, dan keikhlasan buahnya kesabaran. Ealah kok malah ceramah ^.^

2. Cari tahu tipe/gaya belajar setiap anak.  Untuk homeschool mom dengan empat anak seperti saya, penting untuk mencari tahu gaya belajar masing-masing anak. Seperti yang sulung tipe auditori maka terkadang saya read a loud buku bacaan buat dia, anak ke dua tipe kinestetik maka saya tidak memaksakan dia duduk berlama-lama murojaah bersama saya, anak ketiga tipe visual; saya lebih banyak nunjukkin gambar, printable worksheet gambar-gambar, ngajak jalan sambil minta dia perhatikan sekitarnya.Sedang si bungsu yang berusia satu tahun, lebih banyak eksplorasi bebas 😀

3. Sediakan beragam  buku-buku bacaan, terutama kamus bahasa indonesia dan inggris 😀 jadi kalau mereka nanya-nanya istilah-istilah tinggal suruh mereka buka kamusnya. Meski ini gak efektif juga, sih…ujung-ujungnya tetap saya yang buka kamus -.-” (tips apa ini?!)

4. Fleksibel. Bukan..itu bukan judul film horror 😀 fleksibel artinya jangan kaku dalam prosesnya. Selalu temukan cara yang memudahkan kita sebagai ibu-ibu tapi sekaligus jadi proses belajar buat anak-anak. Contohnya libatkan mereka dalam pekerjaan rumah tangga, dengan begitu kita jadi tak butuh asisten rumah tangga, bisa santai sejenak atau ngerjain hal-hal lain sementara anak-anak mengerjakan tugas yang kita berikan.

5. Fasilitas seperti jaringan internet dan printer cukup memudahkan saya juga sih..tinggal penggunaannya yang dikontrol.

6. Sediakan telinga dan hati yang lapang  untuk mendengar masukan atau kritikan dari anak-anak tentang ibunya 😀 mulutnya dikunci rapat-rapat, deh..insyaa Allah lebih mudah untuk jadi lebih baik dari yang kemarin ^.^

7. Santai ketika keseharian gak sesuai rencana..ingat, kita cuma bisa berencana, Allah yang menentukan..dengan begitu kita gak berasa bersalah-bersalah amat 😀 menyesatkan gak sih?

8. Sedia bank-bank soal yang  siap dikeluarkan saat kita merasa anak-anak sudah lama gak ngerjain worksheet..hehehe jadi bukan buat evaluasi? Buat memudahkan emak aja sih dan menenangkan diri di saat tau lagi musim ujian sekolah 😀

9. Sedia stok makanan instan atau resep makanan praktis, biar lebih mudah saat lapar menyerang sedang anak2 sedang butuh pendampingan. Setidaknya berlarilah ke warung sebelah untuk lebih memudahkan, jangan lupa dompetnya dibawa :<

10. Penutup yang menjadi solusi jitu dari semua permasalahan 😀 Perbaiki hubungan kita dengan Allah, bagaimana kita ingin dimudahkan segala urusan, dikabulkan segala doa jika ibadah juga sekedarnya? 🙂

Itu saja cukup yah…mohon maaf jika banyak ngelanturnya, semua berdasarkan pengalaman dan setiap orang pengalamannya mungkin saja berbeda ^.^ Semoga Allah selalu memudahkan urusan kita, lagi memudahkan kita untuk selalu memperbaiki diri 🙂 Wassalam!

Kendari, 25 November 2016

@cheummufardain